Awas! Jangan Buat Puasamu Sia-Sia
Di bulan Ramadhan setiap muslim memiliki kewajiban berpuasa untuk menahan lapar dan dahaga mulai dari fajar hingga terbenamnya matahari. Namun betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga. Sungguh rugi dia alami karena usahanya untuk menahan rasa lapar dan dahaga mulai dari fajar sampai terbenamnya matahari berakhir dengan sia-sia. Mengapa amalan mereka sia-sia?
Berikut merupakan beberapa hal penyebab amalan puasa seseorang dianggap sia-sia. Semoga kita dapat menjauhi perilaku tersebut.
1. Jauhilah Perkataan Dusta
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah
tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR. Bukhari no. 1903)
Berkata dusta adalah menyatakan sesuatu yang tidak sesuai kebenarannya. Seseorang tersebut
melebih-lebihkan atau mengurangi bahkan mengarang kejadian yang ia alami. Mengamalkannya
berarti melakukan perbuatan keji yang merupakan konsekuensinya yang telah Allah larang.
2. Jauhilah Perkataan Sia-sia dan Perkataan Porno
Amalan kedua yang membuat puasa kita sia-sia adalah lagwu (sia-sia) dan rofats (kata-kata Porno).
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ
الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ،
فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ ،
إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi,
puasa adalah dengan
menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats.
Apabila ada seseorang yang mencelamu atau
berbuat usil padamu,
katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa”.” (HR. Ibnu
Majah dan Hakim. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1082 mengatakan
bahwa hadits ini shohih)
3. Jauhilah Pula Berbagai Macam Maksiat
Itulah sejelek-jelek puasa yaitu hanya menahan lapar dan dahaga saja,
sedangkan maksiat masih
terus dilakukan. Hendaknya seseorang menahan
anggota badan lainnya dari berbuat maksiat.
Ibnu Rojab mengatakan,
أَهْوَنُ الصِّيَامُ تَرْكُ الشَّرَابِ وَ الطَّعَامِ
“Tingkatan puasa yang paling rendah hanya meninggalkan minum dan makan saja.”
Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama
mahramnya.”
(HR. Bukhari, no. 5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
“Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang
tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga
di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi –shohih dilihat dari jalur lain-)
Kalau di luar Ramadhan, perbuatan maksiat semacam ini saja jelas-jelas
dilarang maka tentu di bulan Ramadhan lebih tegas lagi pelarangannya.
Semoga kita termasuk orang yang mendapat taufik dari Allah untuk
menjauhi berbagai macam maksiat ini.
source : http://muslim.or.id/ramadhan/janganlah-buat-puasamu-sia-sia.html
http://ensiklopedi-alquran.com/index.php/index/1592-berkata-dusta
Jangan lupa komennya Bro n Sis ^^